SIG dan Perkembangannya
Sistem Informasi Geografis (SIG) ini pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1972 dengan nama Data Banks for Development. Munculnya istilah Sistem Informasi Geografis seperti sekarang ini setelah dicetuskan oleh General Assembly dari International Geographical Union di Ottawa Kanada pada tahun 1967. Kemudian dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS-SIG Kanada). CGIS digunakan untuk menyimpan, menganalisa dan mengolah data yang dikumpulkan untuk inventarisasi tanah Kanada (CLI-Canadian Land Inventory) yang merupakan sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000. Sejak saat itu Sistem Informasi Geografis berkembang di beberapa benua terutama Benua Amerika, Benua Eropa, Benua Australia, dan Benua Asia.
Berikut ini, beberapa definisi SIG menurut para ahli:
1. Menurut Aronoff, 1989.
SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang memasukkan,
mengelola, memanipulasi dan menganalisa data serta memberi uraian.
2. Menurut Burrough, 1986.
SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan, pengambilan
kembali data yang diinginkan dan penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan
dunia.
3. Menurut Marble et al, 1983.
SIG merupakan sistem penanganan data keruangan.
4. Menurut Berry, 1988.
SIG merupakan sistem informasi, referensi internal, serta otomatisasi data keruangan.
5. Menurut Calkin dan Tomlinson, 1984.
SIG merupakan sistem
komputerisasi data yang penting.
Secara harafiah, SIG dapat diartikan sebagai :
”suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras,
perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang
bekerja bersama secara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki,
memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan
menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis”
Komponen SIG
Dilihat dari definisinya, SIG adalah suatu sistem yang
terdiri dari berbagai komponen yang tidak dapat berdiri sendiri-sendiri.
Memiliki perangkat keras komputer beserta dengan perangkat lunaknya belum
berarti bahwa kita sudah memiliki SIG apabila data geografis dan sumberdaya manusia
yang mengoperasikannya belum ada. Sebagaimana sistem komputer pada umumnya, SIG
hanyalah sebuah ‘alat’ yang mempunyai kemampuan khusus. Kemampuan sumberdaya
manusia untuk memformulasikan persoalan dan menganalisa hasil akhir sangat
berperan dalam keberhasilan sistem SIG.
Menurut John E. Harmon, Steven J.Anderson. 2003, secara
rinci SIG tersebut dapat beroperasi dengan komponen-komponen sebagai berikut:
1. Orang : yang menjalankan sistem
2. Aplikasi/Metode : prosedur yang digunakan untuk mengolah
data
3. Data : informasi
yang dibutuhkan dan diolah dalam aplikasi
4. Software : perangkat
lunak SIG berupa program program aplikasi
5. Hardware : perangkat
keras yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem berupa perangkat komputer,
printer, scanner dan perangkat pendukung lainnya.
Gambar.
Komponen SIG
Data spasial
Data spasial mempunyai dua bagian penting yang
membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi dan informasi atribut
yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Informasi lokasi atau informasi spasial. Contoh yang umum adalah informasi lintang dan bujur, termasuk diantaranya informasi datum dan proyeksi. Contoh lain dari informasi spasial yang bisa digunakan untuk mengidentifikasikan lokasi misalnya adalah Kode Pos.
- Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial. Suatu lokalitas bisa mempunyai beberapa atribut atau properti yang berkaitan dengannya; contohnya jenis vegetasi, populasi, pendapatan pertahun, dsb.
Sistem Koordinat
Informasi lokasi ditentukan berdasarkan sistem
koordinat, yang di antaranya mencakup datum dan proyeksi peta. Datum adalah
kumpulan parameter dan titik kontrol yang hubungan geometriknya diketahui, baik
melalui pengukuran atau penghitungan. Sedangkan sistem proyeksi peta adalah
sistem yang dirancang untuk merepresentasikan permukaan dari suatu bidang lengkung
atau spheroid (misalnya bumi) pada suatu bidang datar. Proses representasi ini
menyebabkan distorsi yang perlu diperhitungkan untuk memperoleh ketelitian
beberapa macam properti, seperti jarak, sudut, atau luasan.
Format data spasial
Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam
dua format, yaitu:
1. Vektor
Dalam data format vektor, bumi kita direpresentasikan
sebagai suatu mosaik dari garis (arc/line), polygon (daerah yang dibatasi oleh
garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik/point (node yang
mempunyai label), dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua buah
garis).
Gambar. Data
Vector
2. Raster
Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah
data yang dihasilkan dari sistem Penginderaan Jauh. Pada data raster, obyek
geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel
(picture element). Pada data raster, resolusi (definisi visual)
tergantung pada ukuran pixel-nya. Dengan kata lain, resolusi pixel
menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili oleh setiap
pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan
oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya.
Gambar. Data
Raster
Data raster sangat baik untuk merepresentasikan
batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah,
vegetasi, suhu tanah, dsb. Keterbatasan utama dari data raster adalah besarnya
ukuran file; semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula ukuran
filenya. Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam
merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna
untuk analisa yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya pada basisdata
batas-batas kadaster. Contoh penggunaan lainnya adalah untuk mendefinisikan
hubungan spasial dari beberapa fitur. Kelemahan data vektor yang utama adalah
ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual.
Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Pemilihan format data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan
penggunaan, data yang tersedia, volume data yang dihasilkan, ketelitian yang
diinginkan, serta kemudahan dalam analisa. Data vektor relatif lebih ekonomis
dalam hal ukuran file dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk
digunakan alam komputasi matematik. Sebaliknya, data raster biasanya membutuhkan
ruang penyimpanan file yang lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah,
tetapi lebih mudah digunakan secara matematis.
Sumber data spasial
Sebagaimana telah kita ketahui, SIG membutuhkan
masukan data yang bersifat spasial maupun deskriptif. Beberapa sumber data
tersebut antara lain adalah:
1. Peta analog (antara lain peta topografi, peta
tanah, dsb.)
Peta analog adalah peta dalam bentuk cetakan. Pada
umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi, sehingga sudah mempunyai
referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata angin dsb. Peta
analog dikonversi menjadi peta digital dengan berbagai cara yang akan dibahas
pada bab selanjutnya. Referensi spasial dari peta analog memberikan koordinat
sebenarnya di permukaan bumi pada peta digital yang dihasilkan. Biasanya peta
analog direpresentasikan dalam format vektor.
2. Data dari sistem Penginderaan Jauh (antara lain
citra satelit, foto-udara, dsb.)
Data Pengindraan Jauh dapat dikatakan sebagai sumber
data yang terpenting bagi SIG karena ketersediaanya secara berkala. Dengan
adanya bermacam-macam satelit di ruang angkasa denganspesifikasinya
masing-masing, kita bisa menerima berbagai jenis citra satelit untuk beragam
tujuan pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format raster.
3. Data hasil pengukuran lapangan.
Contoh data hasil pengukuran lapangan adalah data
batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak
pengusahaan hutan, dsb., yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan
tersendiri. Pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut.
4. Data GPS.
Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam
menyediakan data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi dengan
berkembangnya teknologi. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format
vektor.
Kemampuan SIG antara lain:
A. Memetakan Letak
Data realita di
permukaan bumi akan dipetakan ke dalam beberapa layer dengan setiap layernya
merupakan representasi kumpulan benda (feature) yang mempunyai kesamaan,
contohnya layer jalan, layer bangunan, dan layer customer. Layer-layer ini kemudian disatukan dengan
disesuaikan urutannya.
Setiap data pada setiap
layer dapat dicari, seperti halnya melakukan query terhadap database, untuk
kemudian dilihat letaknya dalam keseluruhan peta.
Kemampuan ini memungkinkan seseorang untuk
mencari dimana letak suatu daerah, benda, atau lainnya di permukaan bumi.
Fungsi ini dapat digunakan seperti untuk mencari lokasi rumah, mencari rute
jalan, mencari tempat-tempat penting dan lainnya yang ada di peta. Orang dapat pula melihat pola-pola
yang mungkin akan muncul dengan melihat penyebaran letak-letak feature, misalnya
sekolah, pelanggan, daerah miskin dan sebagainya.
B. Memetakan Kuantitas
Orang sering memetakan kuantitas, yaitu
sesuatu yang berhubungan dengan jumlah, seperti dimana yang paling banyak atau
dimana yang paling sedikit. Dengan melihat penyebaran kuantitas tersebut dapat
mencari tempat-tempat yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan digunakan
untuk pengambilan keputusan, ataupun juga untuk mencari hubungan dari
masing-masing tempat tersebut. Pemetaan ini akan lebih memudahkan pengamatan
terhadap data statistik dibanding database biasa.
C. Memetakan Kerapatan (
Densities )
Sewaktu orang melihat konsentasi dari
penyebaran lokasi dari feature-feature, di wilayah yang mengandung banyak
feature mungkin akan mendapat kesulitan untuk melihat wilayah mana yang
mempunyai konsentrasi lebih tinggi dari wilayah lainnya. Peta kerapatan dapat
mengubah bentuk konsentrasi kedalam unit-unit yang lebih mudah untuk dipahami
dan seragam, misal membagi dalam kotak-kotak selebar 10 km2, dengan menggunakan
perbedaan warna untuk menandai tiap-tiap kelas kerapatan.
D. Memetakan Perubahan
Dengan memasukkan variabel waktu, SIG dapat
dibuat untuk peta historikal. Histori ini dapat digunakan untuk memprediksi
keadaan yang akan datang dan dapat pula digunakan untuk evaluasi kebijaksanaan.
Pemetaan jalur yang dilalui badai, dapat digunakan untuk memprediksi kemana
nantinya arah badai tersebut. Seorang manajer pemasaran dapat melihat
perbandingan peta penjualan sebelum dan sesudah dilakukannya promosi untuk
melihat efektivitas dari promosinya.
E. Memetakan Apa yang Ada di Dalam dan di Luar Suatu Area
SIG digunakan juga untuk memonitor apa yang
terjadi dan keputusan apa yang akan diambil dengan memetakan apa yang ada pada
suatu area dan apa yang ada diluar area. misalnya untuk menentukan lokasi pabrik dilakukan
di daerah dalam radius lebih dari 1 km.
Gambar. Representasi SIG
Terhadap Dunia Nyata
Sekarang penggunaan SIG tidak hanya digunakan pada satu bidang tertentu
seperti pada awalnya yang hanya untuk inventarisasi tanah namun juga
untuk digunakan pada berbagai bidang. Berikut ini adalah beberapa contoh
aplikasi GIS di
berbagai bidang :
a. Pengelolaan Fasilitas : penempatan pipa dan kabel bawah tanah,
perencanaan fasilitas kota, pelayanan jaringan telekomunikasi
b. Sumber Daya Alam: pengelolaan dan perencanaan lahan sumber daya alam,
analisis daerah bencana alam dan analisis dampak lingkungan, eksplorasi
mineral
c. Lingkungan : studi dampak lingkungan, pencemaran sungai, danau, laut,
evaluasi pengendapan lumpur di sekitar sungai, danau atau laut, pemodelan
pencemaran udara, studi degradasi tanah, dll
d. Perencanaan : pemukiman transmigrasi, tata ruang wilayah, tata kota,
relokasi industri, pasar, pemukiman, dll
e. Ekonomi dan bisnis : penentuan lokasi bisnis yang prospektif untuk bank, swalayan,
mesin ATM, show room, dll
f. Kependudukan : penyediaan informasi kependudukan,
pemilihan umum, dll
g. Transportasi: analisis rawan kemacetan dan kecelakaan, manajemen perencanaan
rute, dll
h. Telekomunikasi : perizinan lokasi-lokasi BTS beserta pemodelan
spasialnya, sistem informasi pelanggan, perencanaan pemeliharaan
dan analisis perluasan jaringan, dll
i. Militer : penyediaan data spasial untuk rute perjalanan logistic,
peralatan perang, perencanaan strategi perang, dll
Salam kenal . Kapan lagi di update blog nya mas. Kan bisa bermanfaat untuk berbagi tentang gis
BalasHapus