Pernahkah
kita menggabungkan beberapa layer peta pada suatu pada daerah yang sama namun
dari sumber data yang berbeda dengan software arcgis kemudian kita dapat
hasilnya adalah layer-layer peta
tersebut tidak berada dalam daerah yang sama? Itulah saat dimana datum dan
sistem proyeksi peta dari suatu sistem koordinat yang ada dari beberapa layer
peta tersebut berbeda. Karena datum dan proyeksinya berbeda maka koordinat yang
ada pada layer-layer peta tersebut juga berbeda.
Ibaratnya
datum itu sebagai suatu dasar
seperti pondasi pada suatu struktur bangunan. Kesalahpahaman
dalam pengertian datum dan sistem koordinat dapat berakibat merugikan. Kita
ambil contoh akibat kesalahan pemahaman suatu datum maka suatu
posisi dapat bergeser ratusan meter. Kita juga mungkin
pernah mendengar kesalahan posisi titik pemboran minyak, atau adanya konflik
batas daerah. Dan itu juga merupakan fakta yang terjadi karena adanya ekses kesalahan-pemahaman
datum dan sistem koordinat.
Datum geodetik
atau referensi permukaan atau georeferensi
adalah parameter-parameter yang
digunakan sebagai acuan untuk mendefinisikan
geometri ellipsoid bumi. Datum geodetik diukur menggunakan metode manual hingga
yang lebih akurat lagi menggunakan satelit.
Parameter datum geodetik :
- Parameter utama, yaitu setengah sumbu panjang ellipsoid (a), setengah sumbu pendek (b), dan penggepengan ellipsoid (f).
- Parameter translasi, yaitu yang mendefinisikan koordinat titik pusat ellipsoid (Xo,Yo,Zo) terhadap titik pusat bumi.
- Parameter rotasi, yaitu (εx, εy, εz) yang mendefinisikan arah sumbu-sumbu (X,Y,Z) ellipsoid.
- Parameter lainnya, yaitu datum geodesi global memiliki besaran yang banyak hingga mencakup konstanta-konstanta yang merepresentasikan model gaya berat bumi dan aspek spasial lainnya.
Gambar. Perbedaan
Datum
Jenis
geodetik menurut metodenya :
- Datum horizontal adalah datum geodetik yang digunakan untuk pemetaan horizontal dimana untuk mendapatkan koordinat x dan y.
- Datum vertikal adalah bidang referensi untuk titik ketinggian (elevasi). Datum vertikal digunakan untuk merepresentasikan informasi ketinggian atau kedalaman (koordinat z).
Jenis
datum geodetik menurut luas areanya :
- Datum lokal adalah datum geodesi yang menggunakan ellipsoid referensi yang bentuknya paling sesuai dengan bentuk geoid pada daerah yang tidak terlalu luas. Contoh datum lokal di Indonesia antara lain : datum Genuk, datum Monconglowe, DI 74 (Datum Indonesia 1974), dan DGN 95 (Datum Geodetik Indonesia 1995).
- Datum regional adalah datum geodesi yang menggunakan ellipsoid referensi yang bentuknya paling sesuai dengan bentuk permukaan geoid untuk area yang relatif lebih luas dari datum lokal. Datum regional biasanya digunakan bersama oleh negara yang berdekatan hingga negara yang terletak dalam satu benua. Contoh datum regional antara lain : datum indian dan datum NAD (North-American Datum) 1983 yang merupakan datum untuk negara-negara yang terletak di benua Amerika bagian utara, Eurepean Datum 1989 digunakan oleh negara negara yang terletak di benua eropa, dan Australian Geodetic Datum 1998 digunakan oleh negara negara yang terletak di benua australia.
- Datum global adalah datum geodesi yang menggunakan ellipsoid referensi yang sesuai dengan bentuk geoid seluruh permukaaan bumi. Karena masalah penggunaan datum yang berbeda pada negara yang berdekatan maupun karena perkembangan teknologi penentuan posisi yang mengalami kemajuan pesat, maka penggunaan datum mengarah pada datum global. Datum datum global yang pertama adalah WGS 60, WGS66, WGS 72, kemudian di awal tahun 1984 dimulai penggunaan datum WGS 84 dan ITRF.
Gambar. Perbedaan Parameter
Pada Masing-Masing Datum
Dalam penetapan dan pendefinisian datum geodetik harus
dilakukan hal-hal berikut:
1.
Menetapkan ellipsoid putaran sebagai bidang acuan hitung
geodesi
2.
Menentukan koordinat titik awal (Φ, λ, h)
3.
Menentukan azimuth dari titik datum ke titik jaringan
geodetik lainnya
4.
Mengukur jarak dari titik datum ke titik jaringan
geodetik lainnya itu
Orientasi dari ellipsoid referensi ditetapkan dengan
mendefinisikan sumbu pendek ellipsoid sejajar dengan sumbu putar bumi. Sumbu putar
bumi ditetapkan sebagai sumbu z dari sistem yang bernama Conventional
Terrestrial System (CTS) dan pusat bumi sebagai titik pangkal CTS. Sumbu z dari
CTS adalah garis lurus yang ditarik melalui pangkalnya (pusat bumi) ke arah
Conventional International Origin (CIO). CIO adalah posisi kutub rata-rata bola
langit yang diamati dari tahun 1900-1905 yang ditetapkan dan tercantum dalam
Resolusi No.19 IUGG pada General Assembly ke-14 yang diselenggarakan di Zurich,
Swiss. Penetapan ini berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada lima stasiun
pengamat gerakan kutub (polar motion) yang terletak pada lintang sekitar 39°
08’. Dengan adanya penetapan ini maka setiap penentuan posisi dan azimuth
astronomis yang dilakukan berdasarkan posisi kutub sesaat harus diberi koreksi
mengacu pada CIO sebagai kutub bola langit kesepakatan. Posisi kutub sesaat
setiap tahun dikeluarkan oleh International Polar Motion Service (IPMS) yang
berpusat di Mizusawa, Jepang. Pada Tahun 1988 didirikan International Earth
Rotation Service (IPMS) yang berpusat di Paris. Hasil pengamatan IPMS dan
teknologi antariksa lain mengenai gerakan kutub dikirim dan dipublikasikan oleh
IERS.
Banyak
peta atau data geodesi yang memakai datum yang berbeda. Misalnya untuk
keperluan survey geodesi yang lebih luas, seperti penentuan batas batas antar
negara, maka diperlukan datum bersama. Perbedaan ini biasanya dapat mencapai
ratusan meter jika dikonversi ke satuan panjang. Untuk menyamakan datum geodesi ini perlu
suatu model transformasi berdasarkan transformasi koordinat bumi. Prinsip
transformasi datum adalah pengamatan pada titik-titik yang sama atau disebut
titik sekutu. Titik sekutu ini memiliki koordinat-koordinat dalam berbagai
datum. Dari koordinat koordinat ini dapat diketahui hubungan matematis antara
datum yang bersangkutan. Selanjutnya titik titik yang lain dapat
ditransformasikan.
Sejarah Pemetaan di
Indonesia dalam Menggunakan Datum Geodetik:
1. Berdasarkan
Datum Global Bessel 1841
Sejak tahun 1870 (oleh Pemerintahan Kolonial
Belanda tahun 1870) sampai dengan tahun 1974, Datum Geodetik
yang digunakan adalah Ellipsoid Bessel 1841 dengan sisitem koordinat relatif
dan posisi Ellipsoid bermacam-macam. Pulau Jawa dimana merupakan pulau
terpadat penduduknya diutamakan dalam pembuatan jaring triangulasi. Pembuatan
jaring triangulasi di pulau Jawa dimulai dari tahun 1862 dan selesai pada tahun
1880. Dalam jaring triangulasi diperlukan titik reprsentasi triangulasi
(initial point) yang kemudian akan dijadikan patokan dalam komputasi data
triangulasi. Di pulau Jawa, intial point diletakkan pada titik triangulasi
P.520 yang terletak di Gunung Genuk, Jawa Tengah.
Kemudian
dilakukan pengamatan Lintang Astronomik dan Azimuth Astronomik dari titik
tersebut ke suatu acuan yang hasilnya didefinisikan sebagai Lintang
Geodetik dan Azimuth Geodetik. Bujur Geodetik itu sendiri didefinisikan dari
Bujur astronomis pada titik triangulasi P.126 di Jakarta. Penentuan bujur
astronomis ditarik berdasarkan acuan yang telah ada, yaitu dengan referensi
bujur astronomis titik P.126. Bujur astronomis titik P.520 ditentukan dengan
cara perhitungan triangulasi (tiangulation computation) dari bujur astronomis
titik P.126.
Koordinat
geodetik titik P.520, Gunung Genuk, Jawa Tengah adalah ;
Lintang
: 6˚ 26’ 53.4” S
Bujur
: 110˚ 55’ 02.05” BT
Setelah
itu jaring triangulasi diperpanjang ke Sumatera. Sampai pada tahun 1931
terbentuk 3 sistem geodetik di Sumatera, yaitu ; Sumatera Barat Sistem,
Sumatera Timur Sistem dan Sumatera Selatan Sistem yang dihitung berdasarkan
kerangka Bessel. Setiap sistem tersebut memiliki orientasi dan basis
masing-masing maka dari itu diputuskan pada tahun 1931 dilakukan perhitungan
triangulasi kedua, tidak hanya untuk Pulau Sumatera, tetapi juga Pulau Jawa dan
Nusa Tenggara. Untuk itu ditentukan beberapa stasiun Laplace dan diukur
beberapa garis dasar (Schepers & Schulte, 1931). Koordinatnya dihitung
dalam Sistem Genuk tetapi perhitungan tersebut belum sepenuhnya selesai karena
terbentur dengan adanya Perang Dunia II. Setelah Perang Dunia II berakhir,
pengukuran dilanjutkan kembali, pada tahun 1960 pengukuran triangulasi
diperpanjang ke Flores di Pulau Nusa Tenggara hingga Papua yang terdapat datum
Monconglowe.
Sementara
itu pembuatan kerangka geodetik di Sumatera diperluas ke pulau-pulau sekitarnya.
jaring utama triangulasi di Pulau Bangka dimulai pada tahun 1917. Jaring
traingulasi disambungkan oleh titik triangulasi di Riau dan Lingga ke Sistem
Malayan pada akhir tahun 1938 (Schepers, 1939).
Sekitar
30 tahun setelah itu, 1970, Kalimantan Barat mulai dipetakan. Jaring
Triangulasi yang dibentukan menggunakan kerangka Bessel 1841. Gunung Serindung
dipilih sebagai intial point berada di Utara Singkawang (Hadi, 1975). Sebagai
dampak Perang Dunia ke-2 banyak titik triangulasi rusak. Penentuan titik koordinat
yang dibentuk dari kerangka geodetik semakin sulit yang berakibat kepada
sulitnya pemetaan Pulau Sumatera . Untuk keperluan itu maka ditentukanlah titik
kontrol horizontral dengan teknik penggunaan satelit Doppler.
2. Berdasarkan
Datum Global GRS 1967 ( Geodetic Reference System 1967 )
Dalam program pemetaan Dasar Nasional yang
dimulai pada masa Repelita I ( 1960-1974 ) yang
bertepatan dengan dibentuknya Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional
(Bakosurtanal) pada tahun 1969, dan dimulainya progam penyatuan sistem
referensi. Tujuan utamnya untuk membangun sistem informasi geografis yang
integratif di Indonesia. Pada masa ini teknologi pun telah berkembang dengan
munculnya penentuan posisi dengan satelit, yang pada waktu itu dinamakan sistem
Satelit Doppler dari US Navy Navigation Satelite system ( NNSS ) sistem
triangulasi yang digunakan pada masa sebelumnya telah ditinggalkan. Dengan
teknologi ini, seluruh datum Indonesia yang terpisah telah disatukan dalam satu
sistem, walupun pada waktu itu kita masih mengadopsi sistem relatif terhadap
satu titik di muka bumi yang dipakai sebagai acuan.
Kemudian Bakosurtanal memutuskan untuk memilih satu titik triangulasi di
Padang sebagai titik awal sistem dan dinamakan Datum Padang. Selanjutnya Datum
Padang ini dinamakan dengan nama baku yang terkait dengan tahun penetapannya
yaitu Datum Indonesia 1974 ( Indonesia
Datum, 1974 atau ID-74 ). Dalam datum tunggal ini Indonesia mengganti
Ellipsoid Bessel 1841 dengan ellipsoid yang diadopsi secara internasional pada
waktu itu, yaitu GRS 1967 ( Geodetic
Reference System 1967 ). Denga nilai a = 6.378.160 m dan f = 1/298.25.
Pada
datum Indonesia 1974 (ID-1974), initial point adalah Stasiun Doppler di
Padang. Koordinat stasiun tersebut adalah :
Lintang
: 0˚ 56; 38.414” S
Bujur :
100˚ 22’ 08.804” BT
Tinggi
: 3190 m diatas INS
Titik
pusat INS ditranslasikan (digeser) dari pusat Sistem Doppler NWL-9D
dengan nilai pergeseran tertentu. Pergeseran nilai tersebut dihasilkan dari
pendefinisian INS dan nilai tangensial Elipsoid Sistem Doppler NWL-9D ke
intial point. Nilai pergeserannya adalah :
X =
+ 2.691 m
Y =
– 14.757 m
Z =
+ 0.224 m
Sutisna
(1982) menghitung triangulasi dari Sumatera dan Jawa dalam datum ID-1974 dengan
GEM-8 sebagai geoid referensinya. Dalam periode 1974 – 1982 telah terbentuk 378
Doppler station di seluruh kepulauan Indonesia. 15 stasiun di Sumatera, 87
stasiun di Kalimantan, 133 stasiun di Sulawesi, 9 stasiun di Nusa Tenggara dan
134 stasiun di Irian Jaya. Jumlah stasiun doppler di pulau Jawa baru selesai
pada awal tahun 1984.
3. Berdasarkan Datum
Global WGS 1984
Ketika setelah berkembangnya GPS ( Global
Positionng System ). Pada masa ini penentuan posisi yang lebih akurat
dicapai setiap saat dan tepat. Agar peta-peta Indonesia tetap bisa digunakan,
maka perlu mengubah datum yang digunakan dari ID-74 ke datum yang sesuai denga
sistem GPS. Datum baru ini dinamakan Datum
Geodesi Nasional Indonesia 1995 ( DGN 1995 ) dengan Ellipsoid acuan WGS 1984 ( a = 6.378.137 m dan
kegepengan f = 1/295.34 ) yang juga digunakan secara internasional serta sistem
koordinat geosentrik. Datum ini mengadopsi sistem datum geodetik absolut dengan
mengatur pusat Ellipsoid Referensi berimpit dengan pusat massa bumi dan tidak
digunakan lagi Datum Padang ( yang merupakan datum relatif ) seperti pada masa
sebelumnya.
thks
BalasHapussumbernya broo
BalasHapusnice info bro, keep posting
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus